5 Mitos Gunung Lawu yang Menarik Untuk Disimak

6 Mitos dan Cerita Mistis Gunung Lawu yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

Gunung Lawu menawarkan pengalaman pendakian yang menarik dengan keberadaan warung tertinggi di Indonesia, berdiri kokoh di ketinggian 3.105 mdpl.

Warung ini dikelola oleh seorang wanita bernama Mbok Yem, yang menjadi primadona bagi para pendaki yang menaklukan puncak Gunung Lawu.

Keberadaan warung ini menjadi tempat istirahat yang nyaman dan sarana untuk mendapatkan perlengkapan pendakian di ketinggian yang mempesona.

Selain menawarkan keindahan alamnya, Gunung Lawu juga menyimpan banyak mitos yang sangat menarik untuk disimak.

Lantas, apa saja mitos Gunung Lawu? Untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasan selengkapnya berikut ini:

  1. Pasar Setan

Pasar Setan adalah sebuah urban legend yang banyak dipercayai oleh masyarakat Indonesia. Konon katanya, tempat sakral dan penuh misteri ini, terdapat di beberapa gunung besar di Indonesia, salah satunya adalah Gunung Lawu.

Gunung Lawu dianggap sebagai tempat sarangnya makhluk gaib. Gunung Lawu dianggap menyimpan cerita tentang kerajaan Majapahit. Puncak Gunung Lawu yang terkenal adalah Hargo Dalem. Sementara puncak tertinggi gunung adalah Hargo Dumilah.

Dipercaya Pasar Setan berada di puncak Gunung Lawu. Bahkan, ada kesaksian dari beberapa pendaki yang mendengar suara napas manusia, delman, dan suara misterius lainnya.

Selain itu, para pendaki juga sering mendengar suara keramaian seperti berada di pasar, tetapi hanya suaranya saja, tidak ada penampakan yang bisa dilihat oleh mata.

Bahkan, beberapa pendaki pernah mendengar suara orang meawarkan barang ketika perjalanan menuju pos 5. Jika mendengar suara orang menawarkan barang, maka dianjurkan para pendaki untuk segera mengambil barang-barang yang ada sekitarnya, seperti ranting, daun, batu, dan lain sebagainya.

  1. Burung Kyai Jalak

Selain dengan pasar setan, Gunung Lawu juga terkenal dengan mitos burung Jalak yang suka menampakkan diri kepada pendaki. Dipercaya burung jalak hanya akan menampakkan diri kepada pendaki yang sopan dan berniat baik saja.

Masyarakat disana meyakini jika burung jalak tersebut menampakkan diri dan mengikuti pendaki, maka artinya kedatangan mereka disambut oleh para penguasa gunung Lawu.

Perlu diketahui bahwa kisah burung jalak berasal dari legenda Prabu Brawijaya V dan penjaga setianya. Kyai Jalak dan Sunan Gunung Lawu membuat masyarakat sekitar percaya sosoknya bena-benar nyata. Konon katanya Kyai Jalak dipercaya oleh masyarakat berubah wujud menjadi seekor jalak.

  1. Mitos Sendang Drajat

Sendang Drajat merupakan sumber mata air di sekitar gunung Lawu. Masyarakat setempat meyakini siapapun orang yang meminum airnya akan awet muda. Jalan menuju Sindang Drajat akan mudah jika niatnya baik. Namun, jika niatnya buruk maka akan ada hambatan yang menghalangi.

  1. Larangan Memakai Baju Warna Hijau

Ada lagi mitos di Gunung Lawu, seperti larangan mendaki dengan jumlah ganjil dan memakai baju warna hijau. Walaupun tidak tertulis, peraturan tersebut harus dipatuhi demi keamanan para pendaki.

Konon katanya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan oleh makhluk lain yang kasat mata. Sedangkan jika pendaki memakai baju warna hijau, maka Ratu Pantai Selatan akan menculiknya.

  1. Aktivitas Spiritual

Perlu diketahui Gunung Lawu mempunyai tiga puncak utama yang menjadi tempat sakral. Ketiga tempat ini dijadikan pusat aktivitas spiritual, terutama ketika malam 1 suro sering dijadikan tempat bermeditasi. Para pendaki diwajibkan untuk mematuhi aturan yang berlaku.

Demikianlah artikel kali ini tentang 5 mitos Gunung Lawu. Semoga informasi ini ada guna dan manfaatnya.