Fundacionelogos – Sejak awal pandemi COVID-19, yang memaksa berbagai sektor membatasi semua aktivitas, termasuk pendidikan. Pendidikan menjadi fokus utama, terutama bagi orang tua, karena banyak orang tua mengeluhkan sistem pembelajaran online ini.
Misalnya, biaya pendidikan tidak berkurang, tetapi beban orang tua bertambah. Sebagai contoh, saya menagih pulsa untuk mendukung pembelajaran dan banyak orang tua juga memasang Wi-Fi di rumah untuk membuat koneksi internet lebih lancar, selain itu ada juga orang tua yang perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk menambahkan spesifikasi ke ponsel mereka untuk mendukung pembelajaran ini.
Selain beban keuangan, banyak orang tua mengeluh menjadi guru pengganti di rumah. Kita semua tahu menjadi seorang pendidik tidak mudah, itulah sebabnya banyak orang tua kewalahan menjalaninya.
Namun pertanyaannya, ketika sektor pekerjaan tertentu boleh dan diperbolehkan, pariwisata ada ruang gerak, tempat makan, ruang publik dan kegiatan keagamaan ada ruang gerak, tapi tetap terikat protokol.Kebijakan kesehatan yang ketat, kenapa hanya sekolah yang tidak ada. sama sekali?
1. Pendidikan Merupakan Skala Besar
Pendidikan merupakan sektor dengan skala terbesar. Tentu saja dalam hal pendidikan, diperlukan aturan yang mencakup sejak bayi hingga dewasa. Katakanlah usia paling awal untuk pendidikan nonformal adalah 3 (tiga) tahun untuk tingkat playgroup dan usia tidak terbatas untuk tingkat universitas. Berbeda dengan sektor perkantoran, yang jelas-jelas mengharuskan mereka yang terlibat setidaknya berusia legal, kebijakan lebih mudah dibuat. Walaupun pandemi merupakan sesuatu yang bersifat darurat dan tidak dapat direncanakan, oleh karena itu untuk suatu keputusan awal, ada kemungkinan suatu keputusan yang dianggap terbaik dan secara umum serta sesegera mungkin diimplementasikan di sektor tersebut. Karena keputusan selanjutnya secara bertahap menjadi lebih spesifik dan mengarah pada tujuan yang ditentukan.
2. Sebenarnya, Tidak Semua Menerapkan Sistem Daring
Jika kita melihat kembali keluhan orang tua tentang sistem pembelajaran online, mayoritas adalah orang tua yang anaknya masih duduk di bangku SD dan SMP. Mungkin ada sebagian yang masih belum mengetahui bahwa pembelajaran praktik selalu dilakukan secara tatap muka namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan dengan jumlah siswa yang terbatas. Misalnya untuk jenjang Professional Baccalaureate dan Perguruan Tinggi. Meskipun masih banyak pembelajaran online, masih ada pembelajaran tatap muka bagi mereka yang membutuhkan latihan.
3. Memutus dan Mencegah Lingkaran yang Lebih Besar
Di sektor perkantoran atau pekerjaan sebenarnya cukup mudah untuk menganalisis kebiasaan umum dan normal. Misalnya, setelah bekerja, kebanyakan orang pulang ke rumah untuk beristirahat. Lingkaran orang yang bekerja juga cukup stabil, artinya omzetnya tidak setinggi di sekolah. Misalnya, dalam setahun kita bisa menghitung jumlah orang baru yang masuk dan keluar perusahaan. Sekarang, jika kita bandingkan dengan sekolah:
– Dalam satu kelas, harus ada siswa dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang orang tuanya bekerja di perkantoran, pabrik, pedagang dan berbagai sektor lainnya, sehingga justru akan memperlebar lingkaran penyebaran virus jika tetap ngotot melakukan kegiatan belajar tatap muka. .
– Minimal setahun sekali, sekolah dan perguruan tinggi selalu meluluskan dan menerima siswa, yang berarti terjadi banyak pergantian manusia.
– Rapat intensif menjadi perhitungan selanjutnya. Tidak seperti pariwisata yang sedang booming (tetapi pariwisata tetap menjadi sektor yang ketat untuk menghindari penyebaran virus), sekolah terus berlanjut dan faktor pertama dan kedua ditambahkan.
4. Keputusan pemerintah adalah keputusan terbaik dalam menangani pandemi ini
Kita semua harus yakin dan yakin bahwa semua keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik sambil berusaha untuk disiplin sehingga semua upaya dan peraturan tersebut berdampak baik pada akhirnya.
Pemerintah juga harus terus memikirkan sistem pendidikan yang efisien agar pembelajaran yang diperoleh peserta didik menjadi optimal. Meskipun kita semua tahu bahwa orang tua merasa semakin sulit untuk melakukannya.
Semoga hal-hal yang telah disebutkan setidaknya dapat menghilangkan semua kegelisahan dan menjadi sedikit pencerahan bagi para orang tua yang berjuang untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.
Sumber: