Sekalipun sama-sama memberikan layanan keuangan bagi masyarakat, ternyata banyak yang belum paham perbedaan antara bank digital dengan bank konvensional.
Bank digital tidak banyak melakukan interaksi dengan nasabahnya secara langsung seperti halnya bank konvensional. Sehingga amat wajar jika bank digital tidak memiliki banyak cabang.
Berbeda dengan bank konvensional yang masih mengedepankan layanan yang lebih personal sehingga layanannya masih secara tatap muka. Nasabah bisa datang ke kantor cabang terdekat lalu melakukan transaksi keuangan.
Hal inilah yang membuat beban bank konvensional cukup tinggi sehingga salah satu dampaknya timbul biaya admin dari bank konvensional kepada nasabah sebagai kompensasi layanan yang diberikan.
Lalu apa itu bank digital? Bank digital adalah lembaga keuangan yang menyelenggarakan aktivitas perbankan layaknya bank konvensional, tetapi lebih memprioritaskan penggunaan aplikasi dan situs web untuk setiap aktivitas perbankan mulai dari simpanan, deposito, monitoring mutasi rekening dan lain-lain.
Jumlah kantor dan cakupan wilayah
Bank konvensional punya banyak cabang bahkan bisa diakses sampai dengan tingkat kecamatan. Paling tidak setiap kecamatan punya satu cabang pembantu.
Untuk beberapa daerah tertentu malah di level kelurahan tergantung dengan banyak atau sedikitnya nasabah di lokasi tertentu.
Berbeda dengan bank digital yang beroperasi dengan menggunakan kantor utama sebagai kantor tunggal. Bank digital tidak terlalu memerlukan banyak kantor cabang secara fisik karena semua dilakukan secara terpusat di kantor utama.
Nasabah bank digital hanya perlu mengakses layanan perbankan secara online lewat situs web atau aplikasi bank digital yang resmi.
Biaya layanan bank digital lebih rendah
Karena kantor fisiknya tidak sebanyak bank konvensional, membuat bank digital lebih leluasa dalam mengatur biaya operasional.
Sehingga bank digital berani membebaskan biaya admin setiap bulannya. Sehingga nasabah benar-benar diuntungkan karena tidak perlu khawatir lagi simpanan berkurang gara-gara biaya admin.
Begitu juga untuk layanan lainnya terutama yang sudah terintegrasi dengan e-commerce maupun dompet digital. Top up relatif lebih mudah dan tanpa perlu ada biaya top up lagi.
Fitur dan layanan bank digital lebih modern
Tidak bisa dimungkiri bahwa perkembangan bank digital jauh lebih inovatif dan memenuhi kebutuhan atau harapan nasabahnya.
Bank konvensional biasanya menunggu inovasi-inovasi bank digital kemudian melakukan replikasi sehingga lebih kompetitif. Namun demikian, hal tersebut justru membuat nasabah yang diuntungkan dengan adanya persaingan tersebut.
Bank digital menawarkan semua fitur dan layanan dalam satu aplikasi saja seperti; pembukaan rekening secara online, verifikasi data menggunakan pemindai wajah, transaksi perbankan instan, notifikasi, sistem keamanan berlapis menggunakan password, PIN, OTP dan pengenalan biometrik, sehingga lebih aman.
Bank Digital berizin dan diawasi oleh OJK
Semua lembaga keuangan yang ada di Indonesia harus berada dalam pengawasan serta memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan sehingga memberikan perlindungan hukum yang pasti kepada nasabahnya.
Selain itu, bank digital seperti Krom, yang dikeluarkan oleh Krom Bank Indonesia bukan hanya sudah terdaftar dan berizin dari OJK melainkan juga secara resmi menjadi anggota penjamin LPS. Sehingga nasabah tidak perlu khawatir lagi masalah kepastian hukumnya dari bank digital.
Kemudahan Akses 24 Jam Seminggu
Berbeda dengan bank konvensional yang dibatasi dengan hari dan jam kerja, Bank Digital bisa diakses kapan saja dan di mana saja selama ada akses internet.
Bank Digital melayani nasabah untuk semua aktivitas perbankan secara penuh. Sehingga tidak perlu lagi menunggu lama saat bank buka atau mengikuti jam buka operasionalnya.